Tinjauan ulang tentang atom dan molekul dalam kimia organik

Struktur Atom

         Atom mengandung sebuah nucleus (inti)  kecil yang padat dan dikeliligi oleh elektron-elekton. Electron terletak di dalam orbital. Orbital dikelompokkan kedalam satu kulit. Satu orbital hanya mampu menampung dua elektron.  Setiap kulit elektron berhubungan dengan sejumlah energi tertentu. Elektron yang paling dekat dengan inti lebih tertarik oleh proton dalam inti daripada elektron yang lebih jauh kedudukannya. Karena itu, semakin dekat elektron terdapat ke inti, semakin rendah energinya, dan elektron ini sukar berpindah dalam reaksi kimia. Kulit elektron yang terdekat ke inti adalah kulit yang terendah energinya, dan elektron dalam kulit ini dikatakan berada pada tingkatan energi pertama, dan hal ini berhubungan dengan jari-jari atom.

           Jari-jari atom adalah jarak dari pusat inti sampai lintasan electron paling luar. Pada umumnya,  jari-jari atom unsur dalam table periodic unsur dari kiri kekanan makin kecil. Akan tetapi, pada unsur transisi tidak selalu demikian, misalnya jari-jari Cu (1,28 pm) dan Zn (1,33 pm). Padahal Cu dan Zn terletak dalam satu periode dan Zn terletak di sebelah kanan Cu. Hal ini dimungkinkan karena elektro-elektron pada sub kulit d dan electron valensinya saling tolak sehingga menjauh dari inti.

Afinitas elektron

        Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif. Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan ion positif. Afinitas elektron ditekankan pada ion negatif, dan keduanya banyak dipakai untuk unsur-unsur pada golongan 6 dan 7 pada tabel periodik.

Keelektronegatifan

      Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk bermuatan negatif atau untuk menangkap elektron dari atom lain. Besarnya keelektronegatifan dapat diukur dengan menggunakan skala Pauling. Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 – 4,0. Skala Pauling adalah skala yang dikenalkan pertama sekali tahun 1932, dan merupakan skala yang paling sering digunakan dalam pengukuran elektronegativitas suatu unsur.  Fluor (unsur yang paling elektronegatif) diberikan skala Pauling dengan harga 4.0, dan harganya menurun sampai cesium dan fransium yang setidaknya hanya memiliki elektronegatifitas pada skala 0.7

Konsep Asam-Basa dalam Kimia Organik

        Sifat ke asaman dan kebasaan senyawa organik. Konsep asam basa terbagi menjadi tiga yakni konsep Archenius, konsep Brownstead Lowry dan konsep Lewis. Namun pada konsep yang paling berlaku dalam kimia organik adalah konsep Lewis.

Konsep Archennius

        Menurut Archennius, asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH-. Konsep ini hanya dapat diterapkan pada senyawa yang larut dalam air sehingga dikembangkan lagi konsep yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalam air.

Konsep Brownstead Lowry

        Menurut Brownstead Lowry, asam adalah senyawa yang mendonorkan proton (H+) sedangkan basa adalah senyawa yang menerima donor proton (H+) dari asam. Konsep ini banyak digunakan dalam reaksi – reaksi senyawa organik karena cocok untuk senyawa yang tidak memiliki H+ dan OH- dan juga tidak larut dalam air.

Konsep Lewis

      Menurut Lewis, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dari basa, sedangkan basa adalah senyawa yang mendonorkan pasangan elektron kepada asam. Konsep ini dikembangkan oleh Lewis berdasarkan struktur ikatan kimia, dimana setiap atom dapat membentuk ikatan kimia berdasarkan valensi yang dimilikinya. Valensi adalah jumlah ikatan maksimum yang dapat dibentuk oleh suatu atom.Contoh asam menurut Lewis adalah AlCl3 dan HCl sedangkan contoh basa menurut Lewis adalah NH3.

6 respons untuk ‘Tinjauan ulang tentang atom dan molekul dalam kimia organik

  1. Assalamualaikum ultha,dari postingan ultha konsep Archennius kalau asam melepaskan ion H+ dan basa melapaskan ion OH-,dan konsep itu hanya dapat diterapkan pada senyawa yg larut,bagaimana dengan senyawa yg tidak larut dalam konsep Archennius?

    Suka

    1. Wa’alikumsalam warahmatullah
      untuk senyawa yg tidak larut dalam air padakonsep Archennius tidak dapat diterapkan, oleh karena itu dikembangkan konsep Brownstead Lowry.
      Menurut Brownstead Lowry, asam adalah senyawa yang mendonorkan proton (H+) sedangkan basa adalah senyawa yang menerima donor proton (H+) dari asam. Konsep ini banyak digunakan dalam reaksi – reaksi senyawa organik karena cocok untuk senyawa yang tidak memiliki H+ dan OH- dan juga tidak larut dalam air.

      Suka

    1. Wa’alaikumsalam warahmatulah
      saya akan menjelaskan misalnya pada golongan 7
      Afinitas elektron dihitung dari tarikan antara elektron yang datang dengan inti − tarikan yang lebih kuat, energi yang dilepaskan makin besar.
      Faktor yang mempengaruhi tarikan ini sama dengan faktor yang berpengaruh pada energi ionisasi − muatan inti, jarak dan penyaringan (screening).
      Bertambahnya muatan inti dari atas ke bawah dalam satu golongan terkurangi oleh tambahan penyaringan elektron. Masing-masing elektron terluar mengalami tarikan 7+ dari pusat atom, untuk semua atom golongan 7.
      Sebagai contoh, atom fluor memiliki struktur elektron 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz1. Terdapat 9 proton dalam inti.
      Elektron yang datang masuk ke tingkat-2, dan mengalami penyaringan dari inti oleh 2 elektron 1s2 electrons. Oleh karena itu tarikan bersih dari inti adalah 7+ (9 proton dikurangi 2 oleh penyaringan elektron).
      Berbeda dengan klor yang memiliki struktur elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3px2 3py2 3pz1. Klor memiliki 17 proton pada inti.
      Tetapi sekali lagi elektron yang masuk merasakan tarikan bersih dari inti 7+ (17 proton dikurangi 10 oleh penyaringan elektron pada tingkat pertama dan kedua).
      Faktor yang menentuka n adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang dengan inti dari atas ke bawah dalam satu golongan. Makin besar jarak, tarikan berkurang dan energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang.

      Suka

    1. Wa’alaikumsalam warahmatullah
      Maksudnya begini pada aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan “Tidak boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”.. Orbital yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang membedakan hanya bilangan kuantum spin (s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh dua elektron, karena jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin yang sama dengan salah satu elektron sebelumnya.

      Contoh :

      Pada orbital 1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :

      Elektron Pertama à n=1, l=0, m=0, s= +½

      Elektron Kedua à n=1, l=0, m=0, s= – ½

      (Hal ini membuktikan bahwa walaupun kedua elektron mempunyai n,l dan m yang sama tetapi mempunyai spin yang berbeda)

      Suka

Tinggalkan komentar